NEWS24.CO.ID - dr. Binsar Martin menjelaskan mengenai pengobatan gangguan seksual pada pria yang disebabkan karena terjadinya perut buncit.
Pasalnya terjadinya perut buncit pada pria selain mengganggu kesehatan tubuh, juga dapat mengganggu kesehatan seksual pada pria.
Kondisi perut buncit juga dapat menyebabkan terjadinya penurunan hormon testosteron pada pria, sehingga terjadi penurunan kualitas seksual pada pria.
Menanggapi hal tersebut, Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga FIAS memberikan penjelasan yang dilansir TribunHealth dalam tayangan YouTube Tribunnews program Edukasi Seksual.
Baca juga: Tips Mencegah dan Mengatasi Perut Buncit, Tingkatkan Asupan Serat hingga Perbanyak Aktivitas Fisik
Baca juga: Badan Kurus Perut Buncit, Apakah Bisa Mengganggu Aktivitas Seksual? Begini Penjelasan dr. Binsar
Menurut penuturan dr. Binsar Martin, untuk melakukan pengobatan gangguan seksual, yang pasti akan dilakukan pemeriksaan kadar hormon testosteron.
Hormon testosteron adalah hormon reproduksi yang memiliki peran penting untuk kesehatan seksual dan perkembangan tubuh pria.
Selain melakukan pengobatan pada testosteron, juga akan dilakukan pengobatan pada keluhan lain yang muncul pada pria tersebut.
Jika ada keluhan seperti gangguan metabolisme tubuh, adanya penyakit penyerta, keluhan tersebut juga akan dilakukan pengobatan.
Pria yang mengalami perut buncit tersebut akan disarankan untuk melakukan perubahan gaya hidup, misalnya rutin berolahraga, diet, hingga restriksi kalori.
Restriksi kalori merupakan pengurangan kalori yang dapat diterapkan pada pria dengan perut buncit.
dr. Binsar Martin menyebutkan, untuk pengobatan hormon testosteron sendiri, akan dilakukan dengan metode penyuntikan.
Suntik hormon testosteron adalah salah satu upaya untuk mengatasi gangguan kesehatan, seperti kadar testosteron rendah dan disfungsi ereksi.
Baca juga: Pria Perut Buncit Cenderung Alami Gangguan Kebugaran Seksual, Bolehkah Diatasi dengan Obat Kuat?
Baca juga: dr. Binsar Martin Sebut Perut Buncit pada Pria Dapat Membatasi Aktivitas dalam Hubungan Seksual
Penyuntikan sendiri akan dilakukan secara berulang berdasarkan kebutuhan testosteron masing-masing pria.
"Kalau untuk penyuntikan testosteron ini ada aturannya, suntik pertama dan kedua itu berjarak dua minggu."
"Suntik ke tiga dan ke empat itu berjarak 12 minggu, kemudian suntik ke empat dan seterusnya sama berjarak 12 minggu."
"6 minggu setelah penyuntikan, harus dilakukan pengulangan cek kadar testosteronnya," jelas dr. Binsar Martin.
Menurut dr. Binsar Martin, setelah melakukan perbaikan hormon testosteron dan konsumsi obat, maka ereksi pada pria akan bertambah atau berubah.
"Begitu diperbaiki, begitu dilakukan treatment atau terapi, maka dua tiga hari pertama itu sudah akan terasa efeknya."
"Tetapi akan mencapai perubahan secara maksimal kalau jangka waktu yang ditentukan untuk minum obat itu ditaati," tutur dr. Binsar Martin.
Baca juga: Berdebar Setelah Minum Kopi? Berikut 5 Tips untuk Mengatasi Jantung Berdebar Setelah Minum Kopi
Baca juga: Seorang Pria dengan Perut Buncit Berisiko mengalami Impoten, Begini Penjelasan dr. Binsar Martin
Kadar testosteron yang ditargetkan adalah sekitar 700 ng/dL.
dr. Binsar Martin menegaskan, jika kadar testosteron pria sudah mencapai angka 700 ng/dL, maka tidak boleh lagi ditambah testosteronnya.
Apabila sudah mencapai target, maka pengobatan yang tersisa adalah konsumsi obat untuk memperbaiki kadar testosteron tersebut.
Pasalnya jika hormon testosteron pria tidak diobati, maka pria tersebut tidak akan bisa bugar.
"Kalau tidak diperbaiki, maka pembuluh darahnya tidak akan beres, karena itu ereksinya juga tidak akan beres."
"Jadi secara waktu, 2-3 hari pertama pengobatan, sudah terasa perbedaannya, ada efeknya untuk badan."
"Lalu pengobatan dalam jangka waktu lama itu harus dikerjakan," jelas dr. Binsar Martin melanjutkan.
Baca juga: dr. Binsar Berikan Penjelasan Mengenai Perut Buncit yang Sebabkan Kinerja Seks pada Pria Terganggu
Berikut ini terdapat produk yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh, klik di sini untuk mendapatkannya.
Penjelasan tersebut disampaikan oleh Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga FIAS dalam tayangan YouTube Tribunnews program Edukasi Seksual.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)
Sumber : TRIBUNNEWS.COM