NEWS24.CO.ID - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM), Teten Masduki mengingatkan, bahaya masuknya platform global crossborder asal China, yakni Temu, yang memasarkan produk langsung dari pabrik ke konsumen. Dikhawatirkan bisa berdampak besar pada pelaku UMKM di Indonesia.
"Aplikasi dari China itu sudah masuk ke 58 negara dan kita khawatir kalau itu masuk ke Indonesia. Wah, ini berat," ungkap MenkopUKM, usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan DPR RI Komisi VI, di Jakarta, Senin (10/6/2024).
Kekhawatiran Menteri Teten bukan tanpa alasan. Pasalnya, Temu yang sudah diluncurkan pada September 2022, dilaporkan sudah mendominasi di beberapa negara. CNBC Internasional melaporkan aplikasi itu telah menduduki puncak toko aplikasi.
Baca juga : Senayan Minta KPPU Usut Tuntas
Diketahui, aplikasi sudah tersedia baik di App Store maupun Play Store. Perkembangannya juga luar biasa di beberapa negara seperti Australia, Selandia Baru, Perancis, Italia, Jerman, Belanda Spanyol, dan Inggris.
Negara lain yang sudah dimasuki Temu adalah Fillipina pada 26 Agustus dan Malaysia per 8 September 2023 lalu. Sementara itu, di Indonesia belum tersedia.
Teten mengaku, belum mengetahui sudah sejauh mana proses Temu beroperasi di Indonesia. Namun, Menteri Teten mengingatkan Indonesia sudah memiliki aturan main yaitu Permendag 31/2023 yang melarang crossborder menjual produk di bawah harga 100 dolar AS.
Baca juga : Menteri LHK Tegaskan Perdagangan Karbon Diatur Pondasi Governance & Kedaulatan Negara
"Yang saya khawatirkan, dulu juga TikTok melanggar aturan dibiarkan dua tahun oleh pemerintah," kata Menteri Teten.
Ia merasa perlu mengangkat isu tersebut karena keadaan ekonomi UMKM saat ini indeks bisnisnya turun, omzet turun, dan NPL (kredit macet) juga naik. “Kalau ditambah lagi masuk persaingan produk UMKM dari Cina maupun pabrikan Cina yang pasti murah lewat platform global, ini sudah pasti berat," terang Teten.
Bagi Teten, kondisi tersebut jauh lebih berbahaya ketimbang TikTok, karena langsung dari pabrik. Kalau di TikTok masih ada peluang reseller, juga ada afiliator, atau dengan kata lain masih membuka lapangan kerja.
Baca juga : Menteri Arifin Buka Peluang Kolaborasi Percepat Transisi Energi Di Paris
"Kalau di Temu, ini kan memangkas langsung ke konsumen. Selain harganya murah, juga memangkas banyak lapangan kerja di jalur misalnya distribusi, dan sebagainya," pungkasnya.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat NEWS24.CO.ID News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Sumber : rm.id