NEWS24.CO.ID - Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) dan Bio Farma telah menandatangani perjanjian kerja sama untuk 10 tahun mendatang untuk percepatan penanggulangan pandemi.
Kerja sama ini akan menghadirkan teknologi produksi vaksin terkini, yaitu viral vector dan mRNA ke Indonesia dan kawasan ASEAN.
Serta, mendukung ketersediaan produk dan meningkatkan kapasitas produksi vaksin untuk memasok negara di kawasan Global South.
Saat ini, Bio Farma menjadi anggota terbaru jaringan produsen vaksin yang didukung oleh CEPI yang berbasis di Kawasan Global South.
Salah satu tujuan dari kerja sama untuk meningkatkan kapabilitas dan kapasitas dalam produksi vaksin untuk penanggulangan ancaman kejadian luar biasa dan pandemi sekurang-kurangnya dalam waktu 100 hari.
Bio Farma memiliki pengalaman yang luas di bidang produksi vaksin. Beberapa produk Bio Farma telah mendapatkan prakualifikasi dari WHO atau Badan Kesehatan Dunia.
CEPI akan menyediakan investasi awal sampai dengan sebesar 15 juta dolar AS untuk meningkatkan kapabilitas produksi vaksin yang lebih beragam.
Juga, mendukung implementasi teknologi mRNA dan viral vector di fasilitas Bio Farma untuk pertama kalinya.
Produk vaksin viral vector dan mRNA akan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam produksi vaksin untuk melawan ancaman virus baru.
Selain CEPI, Pemerintah Indonesia juga turut serta dalam investasi pada program ini.
Baca juga : DPR Pastikan Produksi Beras Tahun Ini Aman dan Tersedia
Melalui kerja sama ini, Bio Farma akan memiliki fasilitas laboratorium bioprocess yang akan digunakan untuk pengembangan dan pengujian teknologi vaksin mRNA dan viral vector.
Bio Farma juga akan menerapkan sistem Good Manufacturing Practices (GMP) pada fasilitas yang digunakan untuk produksi vaksin yang akan digunakan pada iji Klinis Fase-2 dan fase 3 dan untuk keperluan produksi komersial terbatas.
Ketika fasilitas tersebut sudah beroperasi penuh, Bio Farma akan mampu memasok vaksin mRNA dan viral vector untuk menanggulangi berbagai macam jenis kejadian luar biasa dalam rentang waktu yang relatif singkat, yakni dalam 100 hari sejak patogen virus baru teridentifikasi.
Fasilitas produksi terbaru tersebut akan menjadi kunci penting bagi kesuksesan Misi 100 Hari CEPI (CEPI‘s 100 Days Mission) yang didukung oleh negara G7 dan G20.
Tujuannya, untuk mengurangi waktu yang diperlukan dalam proses pengembangan vaksin yang aman, efektif saat kejadian luar biasa.
Juga, dapat diakses oleh banyak kelompok di belahan penjuru dunia.
CEO CEPI Dr Richard Hatchett mengatakan, dunia harus mampu merespon cepat dan adil jika ingin mengurangi kejadian luar biasa di masa datang yang berpotensi menjadi pandemi.
Kerja sama dengan Bio Farma akan memberikan kontribusi dengan cara mengembangkan fasilitas kelas dunia yang dimiliki Bio Farma dengan teknologi produksi terbaru.
Yakni, vaksin mRNA dan viral vector yang dapat diproduksi massal dalam rentang 100 hari sejak patogen virus teridentifikasi.
"Lebih penting lagi, kapabilitas dalam memproduksi vaksin mRNA yang diterapkan melalui kerja sama ini dapat memberikan percepatan dan keadilan akses vaksin bagi negara-negara di kawasan ASEAN Ketika menghadapi ancaman wabah," kata Richard dalam keterangan resminya kepada RM.id, Rabu (20/9).
Baca juga : Relawan Sandi Uno Gelar Pelatihan Produksi Tahu Madu Sehat Di Jateng
Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya mengatakan, kolaborasi ini akan meningkatkan kapabilitas industri yang berada di wilayah negara berkembang untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi potensi munculnya pandemi.
Kolaborasi ini merupakan salah satu pencapaian bagi Bio Farma dalam rangka berkontribusi pada kesehatan dunia, dan memberi kemudahan akses produk vaksin di masa sulit seperti pandemi, khususnya di kawasan ASEAN.
Dia menyatakan, Bio Farma mampu melebarkan sayap layanan dalam rangka penanganan kebutuhan global terkait produk life science, menjangkau lebih banyak orang yang membutuhkan, dan memitigasi krisis yang mungkin datang.
"Kami sambut kerja sama ini dengan semangat baik, dan kami siap untuk meraih dan mengoptimalkan setiap kesempatan dalam menghadapi tantangan sesuai tujuan kami dalam meningkatkan kualitas hidup," tutur Shadiq.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyambut baik capaian yang diraih CEPI dan Bio Farma.
"Kerja sama ini akan meningkatkan kontribusi Indonesia terhadap ketahanan pasokan dan kemandirian vaksin di kawasan ASEAN dan Global South. Ini dapat mendorong pengadaan vaksin yang cepat dan efisien untuk penanggulangan pandemi di masa yang akan datang," kata Menkes Budi.
Sementara Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Lucia Rizka Andalucia menyampaikan, Bio Farma telah menjadi salah satu pemain penting dalam memerangi penyakit menular dengan penyediaan produksi vaksin untuk kebutuhan dalam dan luar negeri.
"Kerja sama ini diharapkan dapat dikembangkan dan menjadi kesempatan untuk Bio Farma dalam memperkuat kapabilitas riset dan produksinya dalam rangka menjalankan peran sebagai supplier produk vaksin di tingkat global," harap Lucia.
Studi yang diterbitkan jurnal ilmiah Nature pada Oktober 2022 menunjukkan, jika vaksin Covid-19 dapat dibagikan secara lebih merata, 295,8 juta kasus tertular serta 1,3 juta kematian dapat dicegah di seluruh penjuru dunia.
Salah satu alasan utama di balik adanya kesenjangan akses produk tersebut adalah, konsentrasi industri produksi vaksin yang terpusat di negara dengan pendapatan tinggi dan/atau negara dengan penduduk terbanyak.
Baca juga : DPD Dorong Penguatan Posisi Dan Kewenangan MPR
Hal ini mengakibatkan negara di kawasan Global South.
Mayoritas negara tersebut memiliki keterbatasan pada aspek produksi vaksin, mengalami kesulitan untuk mendapatkan akses vaksin Covid-19, bahkan untuk golongan rentan yang berisiko tinggi.
Pengembangan dan diversifikasi produsen vaksin di dunia, terutama di kawasan yang memiliki kesenjangan akses pada produk vaksin, merupakan salah satu tujuan utama dari CEPI dalam pemerataan akses life-saving vaksin.
Hal ini sangat penting dalam keberhasilan misi 100 hari CEPI. CEPI membangun jaringan produsen vaksin di negara-negara Global South.
Mereka memberikan kemudahan akses pada daerah-daerah yang berisiko tinggi terkena wabah penyakit.
CEPI memprioritaskan dan memberi fokus khusus pada lokasi-lokasi yang memiliki kedekatan dengan patogen prioritas CEPI (Chikungunya, Ebola, Demam Lassa, MERS-CoV, Virus Nipah, Demam Rift Valley).
Produsen vaksin yang bergabung dengan jaringan manufaktur vaksin global CEPI akan menjadi mitra produksi pilihan atau prioritas bagi para pengembang vaksin yang didukung oleh CEPI.
Pada situasi terjadi wabah atau pandemi, para pengembang tersebut dapat dengan cepat melakukan transfer teknologi ke produsen yang telah dipilih atau diprioritaskan sebelumnya.
Keahlian, teknologi, dan posisi geografis yang optimal memungkinkan produksi yang cepat dan distribusi vaksin yang merata ke populasi yang terkena dampak pandemi.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat NEWS24.CO.ID News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Sumber : rm.id