NEWS24.CO.ID - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mulai menjalankan rencana peningkatan kapasitas pembangkit energi baru dan terbarukan atau energi bersih.
Penambahan kapasitas tersebut akan mencapai 38 Gigawatt (GW) hingga tahun 2035.
“Dengan mengutamakan pengembangan energi surya,” kata Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam acara yang digelar Tempo Media Group, Kamis, 21 Oktober.
Read More : Jelang Lebaran dan Libur Panjang CKB Logistics Optimalkan Bisnis Kargo Udara
Energi surya ditetapkan dalam rencana karena biaya investasi yang relatif lebih rendah namun waktu implementasi yang lebih singkat. “[Juga] membuka peluang listrik EBT melalui ASEAN Power Grid,” tambahnya.
ASEAN Power Grid merupakan kerjasama interkoneksi ketenagalistrikan untuk meningkatkan pasokan di kawasan ASEAN. Kerja sama ini akan memungkinkan perdagangan listrik lintas wilayah di masa depan.
Seperti dikutip dari situs resmi setnas-asean.id, salah satu kerjasama yang telah dicapai adalah pembangunan jaringan interkoneksi Sarawak, Malaysia-Kalimantan Barat sejak tahun 2016.
Rencana pembangkit listrik energi bersih merupakan bagian dari komitmen Indonesia untuk melaksanakan Perjanjian Paris.
Ini juga termasuk target Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29-41 persen pada tahun 2030.
Read More : KOI Terus Support Atlet Menuju Olimpiade Paris 2024
Sektor energi diharapkan dapat mengurangi 314 hingga 398 juta ton emisi CO2. Pemerintah telah merancang peta jalan bersih nol emisi untuk 2021-2060. Strategi utamanya, bauran energi bersih pada 2060 bisa tercapai 100 persen.
Arifin melanjutkan, pemerintah juga sedang mengatur nilai ekonomi karbon dan menyiapkan Undang-Undang Energi Baru Terbarukan. “Untuk mempercepat pengembangan EBT,” ujarnya.