NEWS24.CO.ID, Tanah Datar - Penemuan batu setinggi 1,5 meter yang mirip alat kelamin pria membuat heboh warga. Dalam postingan di insertlive, foto yang terlihat disebutkan batu, yang mirip sekali dengan alat kelamin pria, batu itu pun terlihat halus dan bahkan berwarna.
Akan tetapi, tidak seperti yang terlihat di lapangan. Bentuk batu yang mirip dengan alat kelamin pria memang sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu. Ukurannya juga beragam dan dibayangkan sepintas terlihat mirip.
Lokasinya berada di berbagai wilayah di daerah perbukitan di kabupaten Tanah Datar, yang juga merupakan di area pemakaman.
Staf Kelompok Kerja Penyelamatan, Pengamanan, Zonasi BPCB Sumatera Barat, Dody Chandra menjelaskan bahwa batu berbentuk phallus itu merupakan nisan makam kuno. Nisan Phallus ini digunakan pada zaman Megalitikum di Sumatera Barat.
Pahatan berbentuk Phallus ini zaman dahulu dipercaya sebagai lambang kekuatan dan kesuburan. Secara etnografi, konsep seperti itu ada di berbagai belahan dunia, bukan hanya Indonesia.
Dari pemberitaan di cnnindonesia dan insertlivecom, dosen Antropologi Universitas Gadjah Mada, Pande Made Kutanegara, menyebutkan bahwa simbol kekuatan atau kesuburan ini sangat penting bagi masyarakat megalitikum yang erat dengan alam, dan tidak semua orang yang meninggal dibuatkan nisan yang spesial.
Pande menyebutkan, pembentukan phallus pada batu nisan menandakan bahwa jenazah yang dimakamkan adalah pria dan biasanya hanya dipasang di makam seorang tokoh.
"Ini sebenarnya hal yang lumrah bagi masyarakat tradisional masa lalu secara luas. Lambang phallus yang merupakan alat kelamin ini menjadi penting karena bermakna kesuburan dan bukan hal yang porno. Namun, sekarang perspektif masyarakat sudah berubah sehingga tidak begitu lagi," tukas Pande.
Ditambahkan, Pengkaji Pelestarian Cagar Budaya dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB), Ahmad Kusasi, bahwa penemuan nisan berbentuk mirip alat vital ini sebelumnya juga pernah ditemukan di Nagari Tanjung kecamatan Sungayang. Dan juga terdapat di area pemakaman situs cagar budaya yang ada di Sumatera Barat, tepatnya di Jorong Saruaso Barat, Nagari Saruaso, Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar.
Ia mengatakan, phallus atau batu nisan berbentuk kelamin laki-laki telah menjadi perbincangan banyak orang sejak lama, termasuk pihak BPCB sendiri.
"Dalam dunia arkeologis, batu nisan berbentuk kelamin atau phallus di Sumbar bukanlah seperti sesuatu yang dibayangkan," kata Ahmad Kusasi, Selasa (19/1/2021).
"Nisan itu adalah simbol kejantanan atau keperkasaan yang sudah ada sejak zaman batu muda. Kemudian penggunaan pada awal-awalnya hanya biasa saja yakni berbentuk batu silendris," katanya.
"Bentuknya bulat, panjang menjulang ke atas dan terdiri dari berbagai ukuran, bahkan ada yang lebih tinggi dari orang dewasa," sambungnya.
Menurut Kusasi, batu berbentuk pallus atau kelamin laki-laki itu merupakan hasil pahatan seniman yang awalnya hanya berbentuk silendris. Kemudian diberi ornamen-ornamen tertentu.
"Sebenarnya untuk keberlanjutan budaya, penggunaan phallus itu tidak begitu familiar dipakai dan bahkan sudah mulai ditinggalkan karena ada kesan jorok," tuturnya.
"Dahulunya, nisan-nisan di Sumbar pada umumnya berbentuk bulat dan itu memang melambangkan laki-laki, walaupun dibuat dengan ukuran kecil. Ada juga untuk golongan perempuan, nisan berbentuk tipis dan adanya pada abad ke 16 atau 17," terang Kusasi.
Kusasi menjelaskan, suatu temuan dijadikan cagar budaya ketika telah ditetapkan daerah administratif tertentu seperti bupati atau walikota. Namun, memang ada perlakuan berbeda apabila suatu temuan tidak terperhatikan dan bisa dijadiakan sebagai cagar budaya.
"Cuman dalam kasus ini, nisan yang berbentuk phallus itu sudah banyak dan relatif terwakili datanya oleh nisan-nisan yang lebih dahulu ditemukan. Mungkin itu tidak akan menjadi perhatian yang utama bagi BPCB," tukasnya.
Untuk lebih tepatnya, salah satu situs cagar budaya yang ada di kabupaten Tanah Datar, adalah situs cagar budaya komplek makam Indomo. Indomo merupakan satu dari Basa Ampek Balai pada masa Kerajaan Pagaruyung. Indomo berkedudukan di Saruaso dengan julukan Payung Panji Koto Piliang dengan tugas pertahanan dan pelindungan kerajaan.
Pada kompleks ini akan ditemukan 20 makam yang dikelilingi oleh pagar batu. Jirat makam semuanya terbuat dari susunan batu kali/andesit. Terdapat dua tipe nisan yaitu berbentuk phallus untuk makam laki-laki, dan berbentuk pipih menyerupai hulu keris untuk makam perempuan. Sementara itu, juga terdapat berupa relief keris pada nisan baik bertipe phallus maupun pipih.
Makam Indomo jiratnya berupa tembok keliling berplester semen, dan hanya memiliki satu nisan kepala yang diletakkan di luar jirat. Nisannya bertipe phallus dengan relief keris. []