NEWS24.CO.ID

Nasional

Presiden Jokowi Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional Kepada 6 Tokoh

NEWS24.CO.ID

Presiden Jokowi anugerahkan gelar pahlawan nasional kepada 6 tokoh Presiden Jokowi anugerahkan gelar pahlawan nasional kepada 6 tokoh
https://swastikaadvertising.com/

NEWS24.CO.ID,Jakarta - Dalam perayaan Hari Pahlawan 2019, Presiden Joko Widodo anugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada enam orang tokoh yang semasa hidupnya berjasa dalam perjuangan di berbagai bidang untuk mencapai, merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan serta mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa.

Penganugerahan gelar itu berpedoman pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan yang mengatur kriteria pemberian tanda kehormatan.

Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 120/TK/Tahun 2019 yang ditandatangani pada 7 November 2019 Presiden Jokowi menetapkan nama-nama di bawah ini sebagai Pahlawan Nasional, yakni


1. Ruhana Kuddus, tokoh dari Provinsi Sumatera Barat

Ruhana Kuddus adalah wartawan perempuan pertama. Pada 1911, Ruhana mendirikan sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) di Koto Gadang. Ia juga aktif menulis di surat kabar perempuan, Poetri Hindia.

Ketika medianya dibredel pemerintah Belanda, Ruhana berinisiatif mendirikan surat kabar, bernama Sunting Melayu, yang tercatat sebagai salah satu surat kabar perempuan pertama di Indonesia.

Ruhana lahir di Kota Gadang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Roehana adalah kakak tiri dari Sutan Sjahrir, bibi penyair Chairil Anwar, dan sepupu H Agus Salim.


2. Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi (Oputa Yii Ko), tokoh dari Provinsi Sulawesi Tenggara

Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi merupakan pejuang gerilyawan yang menentang penjajahan Belanda di wilayah Kesultanan Buton.

Semasa berkuasa, Sultan Buton ke-20 (1752-1755) dan ke-23 (1760-1763), Himayatuddin menghabiskan waktunya untuk menentang dan melawan kekuasaan pemerintah Belanda. Kesuksesannya mengusir kaum penjajah di tanah Buton, pihak Kesultanan Buton menobatkan dirinya sebagai "Oputa Yi Koo".

Dalam bahasa masyarakat setempat, gelar tersebut bermakna raja atau penguasa yang bergerliya melawan penjajah di dalam hutan.


3. Prof. Dr. M. Sardjito, M.D., M.P.H., tokoh dari Provinsi DI Yogyakarta

Prof M Sardjito adalah Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia adalah seorang dokter. Sardjito juga rektor UGM pertama. Namanya lantas diabadikan sebagai nama rumah sakit di Yogyakarta, Rumah Sakit Umum Dr Sardjito.


4. Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakkir, tokoh dari Provinsi DI Yogyakarta

Abdul Kahar Muzakir merupakan anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Kahar juga merupakan rektor Universitas Islam Indonesia (UII) pertama.


5. Dr.(H.C.) A.A. Maramis, tokoh dari Provinsi Sulawesi Utara

Alexander Andries (AA) Maramis merupakan anggota BPUPKI dan Komite Nasional Indonesia Pusat. AA Maramis pernah menjabat menteri keuangan dan menteri luar negeri. Tanda tangan Maramis terdapat di Oeang Republik Indonesia, yakni mata uang sebelum rupiah.


6. K.H. Masykur, tokoh dari Provinsi Jawa Timur

KH Masykur merupakan anggota BPUPKI. Kiai Masykur aktif sebagai pejuang kemerdekaan. Ia tokoh Nahdlatul Ulama (NU). Ia berjuang lewat laskar santri Hizbullah. Ia juga pernah memimpin laskar Kiai Sabilillah. Dan ia juga pernah menjabat sebagai menteri agama.


Penganugerahan yang digelar di Istana Negara, Jakarta, pada Jumat, 8 November 2019, tersebut dihadiri oleh para ahli waris dari keenam tokoh tersebut, mewakili penerimanya gelar pahlawan nasional.

 

Loading...

Related Article