NEWS24.CO.ID -
NEWS24.CO.ID - Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyebutkan ada enam asumsi makro dalam APBN 2018 yang tidak dicapai pemerintah.
Menurut Wakil Ketua Banggar DPR RI, Teuku Riefky Harsya, asumsi itu terdiri dari pertumbuhan ekonomi hingga tingkat pengangguran terbuka (TPT).
"Bahwa pertumbuhan ekonomi sebesar 5,17 persen sedangkan asumsi APBN sebesar 5,40 persen. Kedua realisasi nilai tukar rupiah sebesar Rp14.247 per 1 dollar AS lebih tinggi dibandingkan asumsi APBN sebesar Rp13.400 per 1 dollar AS," ujarnya saat rapat paripurna atas pembahasan RUU tentang Pertanggung Jawaban Pelaksanaan APBN tahun 2018 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (20/8/2019).
Begitu juga realisasi Indonesian Crude Price (ICP) mencapai USD67,50 per barel sedangkan asumsi APBN USD48 per barel. "Keempat lifting minyak hanya mencapai 778 ribu barel per hari dari 8 ribu barel per hari. Kelima liffting gas hanya mencapai 1,14 juta barel setara minyak bumi per hari dari 1,2 juta barel setara minyak bumi per hari."
"Keenam TPT hingga bulan Agustus 2018 tercatat sebesar 5,34 persen lebih tinggi dari target APBN 2018 sebesar 5,0-5,3 persen," jelasnya.
Meski demikian, hampir seluruh fraksi di parlemen menerima laporan realisasi APBN 2018 tersebut. Karena, hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang menujukan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Sementara Fraksi Gerindra belum menyetujui laporan pertanggung jawaban tersebut. Kemudian, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memberikan nota agar pertanggung jawaban ini dilanjutkan dalam pembicaraan tingkat II. (Bisma Rizal)