NEWS24.CO.ID

Wisata

Pemerintah Sumatera Utara Menyerah: Wisata Danau Toba Tidak Mendapatkan 1 Juta Turis Asing

NEWS24.CO.ID

Danau Toba Danau Toba
https://swastikaadvertising.com/

NEWS24.CO.ID -  Pemerintah Sumatera Utara pesimis untuk mencapai target Kementerian Pariwisata untuk satu juta kunjungan wisatawan asing ke Danau Toba tahun ini karena kurangnya infrastruktur telah menjadi kendala utama.

Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengatakan akan sulit untuk memikat 1 juta wisatawan asing ke provinsi itu, apalagi ke Danau Toba. Transportasi yang tidak memadai dan ketidaksiapan orang untuk perjalanan adalah hambatan utama terhadap target, katanya.

"Kami belum siap untuk memenuhi target 1 juta wisatawan asing. Ini adalah tugas yang sulit dan tidak realistis," katanya baru-baru ini di Medan, Sumatera Utara.

Edy membuat pernyataan itu setelah menghadiri rapat pleno Dewan Legislatif Sumatera Utara yang membahas rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) 2018 hingga 2023, yang mencakup peran sektor pariwisata terhadap perekonomian daerah.

Dia memproyeksikan peningkatan moderat menjadi 320.000 kedatangan tahun ini karena provinsi hanya memiliki 250.000 kedatangan pada 2018.

Untuk kedatangan wisatawan asing tahunan, ia mengatakan target realistisnya adalah 500.000 hingga 2023, yaitu ketika masa jabatannya berakhir. Jumlahnya, katanya, bisa berubah sesuai dengan dinamika pariwisata di kawasan itu.

Secara terpisah, Syamsul Qodri Marpaung, ketua komite khusus RPJMD di Dewan Legislatif Sumatera Utara, menggemakan pernyataan Edy bahwa timnya dan pemerintah Sumatera Utara telah menyetujui kisaran yang lebih realistis antara 320.000 dan 500.000 kedatangan, mengatakan bahwa pemerintah pusat "Terlalu emosional" ketika menetapkan target 1 juta.

"Kami ingin realistis karena kami hanya punya 250.000 wisatawan [asing] di Sumatera Utara tahun lalu," kata Syamsul, Selasa.

Namun, presiden direktur Badan Otoritas Danau Toba (BPODT) Arie Prasetyo menegaskan tidak akan ada perubahan dalam target kedatangan, meskipun ia mengakui akan membutuhkan waktu untuk mencapainya.

Arie mengatakan Kementerian Pariwisata telah melakukan upaya untuk mencapai target tersebut, seperti dengan merilis kalender acara Danau Toba pada 2019 yang menyoroti tema sentral "Merayakan Alam dalam Seni". Kalender ini mencakup tujuh acara yang akan diadakan di daerah sepanjang tahun ini, dua di antaranya berada dalam kalender 100 acara kampanye Wonderful Indonesia.

"Dengan kalender acara, yang telah diatur untuk sisa tahun ini, kami berharap pemerintah provinsi dan kabupaten bekerja sama untuk berkontribusi pada industri pariwisata di Danau Toba sebagai tujuan wisata kelas dunia," kata Arie.

Kementerian telah mempromosikan Danau Toba vulkanik sebagai salah satu tujuan prioritas yang ditunjuk Indonesia, yang disebut 10 Balis Baru. Bersamaan dengan promosinya, kementerian tersebut muncul dengan target 1 juta kedatangan turis asing ke danau vulkanik terbesar di dunia, empat kali lipat lebih tinggi dari 231.465 kedatangan tahun lalu.

Berdasarkan target tersebut, kementerian berharap bahwa kedatangan wisatawan asing ke tujuan akan memberikan kontribusi hingga Rp 16 triliun (US $ 1,14 miliar) terhadap pendapatan devisa negara.

Tandeanus Sukardi, pemain industri pariwisata di Sumatera Utara, berbagi pesimisme. Dia mengatakan akan sulit untuk mencapai target kecuali pemerintah meningkatkan infrastruktur di Danau Toba, terutama di sektor perhotelan.

Dia mengklaim bahwa industri perhotelan saat ini di Sumatera Utara tidak akan dapat melayani 1 juta wisatawan asing.

Perhitungan didasarkan pada malam kamar hotel, yang merupakan ukuran pemanfaatan kapasitas berdasarkan tingkat hunian kamar, bukan jumlah tamu. Ini seringkali kontras dengan tarif harian kamar.

“Dengan asumsi kita memiliki 1 juta pengunjung setiap tahun, itu akan membutuhkan 500.000 malam kamar hotel untuk hunian ganda. Itu berarti kita akan membutuhkan 1.370 kamar hotel setiap hari. Apakah kita memiliki inventaris? "Tandeanus bertanya.

Setidaknya 102 dari 622 hotel di Sumatera Utara berlokasi di kawasan Danau Toba, menurut BPODT. Namun, hanya sejumlah kecil hotel yang dikategorikan sebagai hotel bintang tiga dan empat.

Direktur pemasaran BPODT, Basar Simanjuntak, sebelumnya menyatakan keprihatinan karena mayoritas pengunjung Danau Toba, yang berasal dari negara tetangga Malaysia dan Singapura, lebih suka tinggal di hotel-hotel mewah.

"Kami mengharapkan lebih banyak hotel mewah di kawasan Danau Toba, terutama di Parapat," katanya seperti dikutip tribunnews.com, merujuk kota yang dikenal sebagai gerbang masuk ke danau.

Sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan pariwisata di Danau Toba, operator bandara milik negara Angkasa Pura (AP) II baru-baru ini mengumumkan rencananya untuk memperluas Bandara Silangit, yang menyediakan akses langsung ke danau.

Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perusahaan akan memperluas bandara lima kali lipat menjadi 10.499 meter persegi dari 2.500 meter persegi untuk menampung 1 juta penumpang setiap tahun.

 

 

 

 

NEWS24.CO.ID/RED/DEV

Loading...

Related Article