NEWS24.CO.ID

Economy

Inalum Mengatakan Penghasilan Freeport Akan Stabil Pada Tahun 2023

NEWS24.CO.ID

Freeport Indonesia Freeport Indonesia
https://swastikaadvertising.com/

NEWS24.CO.ID - Direktur PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Budi Gunadi Sadikin, mengatakan bahwa produksi Freeport Indonesia akan stabil pada 2023. Perusahaan tambang emas ini diproyeksikan mampu menghasilkan laba bersih tahunan sekitar USD 2 miliar setelah 2023.

Budi menegaskan bahwa Inalum akan menerima USD 1 miliar setiap tahun setelah tambang bawah tanah Freeport mulai beroperasi. Budi juga menyatakan optimismenya bahwa Inalum akan dapat melunasi utangnya meskipun pendapatan dari Freeport menurun karena tidak aktifnya tambang terbuka Grassberg.

"Jadi kalau kita punya utang USD 4 miliar, bisa diselesaikan dalam waktu empat tahun, bunganya rendah, hanya 6 persen," kata Budi di Pusat KAHMI, Rabu 9 Januari 2019.

Setelah utang itu dilunasi, Budi menambahkan, pendapatan tahunan USD 1 miliar akan menjadi laba Inalum. "[Freeport] akan berproduksi penuh pada 2023, dan nanti akan stabil," kata Budi. "Jangan marah jika produksi menurun pada 2019 dan 2020, itu bukan karena kami kehabisan tambang," kata Budi.

Lebih lanjut Budi menambahkan bahwa jika ketika kondisi Freeport stabil, perusahaan akan memiliki pendapatan USD 7 miliar (setara dengan IDR 98 triliun) per tahun. Lebih jauh, jika operasi perusahaan telah stabil, ti akan menghasilkan pendapatan tahunan sebesar USD 4 miliar, atau setara dengan sekitar Rp 56 triliun).

Pada kesempatan terpisah, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Bambang Gatot Ariyono, mengatakan bahwa pendapatan Freeport sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) diprediksi akan menurun dari USD4 miliar menjadi USD1 miliar. untuk tahun ini.

Namun, Bambang menegaskan bahwa penurunan itu bukan disebabkan oleh berkurangnya cadangan mineral. Penurunan ini disebabkan oleh tambang bawah tanah Grassberg yang tidak aktif.

Bambang mengatakan bahwa setelah tambang bawah tanah mulai beroperasi, pendapatan Freeport akan mulai naik. "Mulai dari 2020 dan 2021 akan meningkat, dan bahkan lebih jauh hingga 2025, 2025 [penghasilan] akan mulai stabil," jelas Bambang.

Akibat penurunan itu, Budi mengatakan bahwa Freeport tidak akan membagikan dividen selama dua tahun hingga 2020. "Jadi kami tidak akan membagikan dividen selama dua tahun, nol, hingga 2020," kata Budi.

Lebih lanjut Budi menjelaskan bahwa untuk mengoperasikan tambang bawah tanah Grassberg, Freeport membutuhkan investasi USD 1,1 hingga 1,4 miliar setiap tahun. "Itu belum termasuk smelter," kata Budi, Rabu, 9 Januari 2019.

Loading...

Related Article