Economy

First Media Mengatakan Hutang Besar Tidak Akan Mempengaruhi Layanan dan Kualitas

---

NEWS24.CO.ID - Perusahaan televisi kabel dan penyedia layanan internet Link Net, yang mengoperasikan First Media, mengatakan bahwa tidak ada gangguan terhadap layanan mereka meskipun mereka berutang. Link Net berutang pembayaran frekuensi hak penggunaan (BHP) sejak 2016. Tidak hanya First Media, Internux — penyelenggara Bolt, juga dilaporkan memiliki tunggakan serupa.

Jika pada 17 November 2018, kedua perusahaan — anak perusahaan Grup Lippo — gagal membayar tunggakan senilai Rp708,4 miliar (termasuk denda), izin mereka untuk menggunakan pita frekuensi radio 2.3GHz mungkin ditangguhkan.

Kementerian Komunikasi dan Informasi telah memperingatkan perusahaan beberapa kali, tetapi First Media malah mengajukan gugatan ke kementerian.

"Gugatan oleh PT First Media Tbk adalah mengenai lisensi layanan telekomunikasi nirkabel PT First Media Tbk, dan tidak terkait dengan layanan dan lisensi dari First Media yang dioperasikan oleh PT Link Net Tbk (LINK)," kata Link Net secara tertulis. pernyataan yang diterima Tempo pada hari Sabtu, 10 November.

Perusahaan memastikan bahwa gugatan itu tidak akan mempengaruhi kualitas layanan mereka.

First Media (IDX: KBLV) adalah layanan internet berbasis nirkabel dengan teknologi 4G LTE. Sementara itu, First Media — dioperasikan oleh LinkNet (IDX: LINK), adalah layanan TV kabel & layanan Broadband Internet Kecepatan Tinggi berbasis kabel yang menggunakan teknologi Hybrid Fiber Coaxial (HFC). HFC adalah teknologi yang menggabungkan kabel koaksial dan kabel serat optik sebagai media pengiriman.

Layanan First Media juga menggunakan teknologi Fiber-To-The-Home atau FTTH, yang menggunakan kabel serat optik penuh sebagai media pengiriman.

"Jadi, apa yang dilaporkan media massa [tentang tunggakan utang] tidak berdampak pada layanan First Media yang dinikmati oleh pelanggan saat ini," tulisnya.

 

 

 

NEWS24.CO.ID/RED/DEV