NEWS24.CO.ID

Wisata

Sederet Kelebihan yang Jadikan Lion Air Sebagai Penerbangan Terfavorit di Indonesia

NEWS24.CO.ID

Foto : Internet Foto : Internet
https://swastikaadvertising.com/

NEWS24.CO.ID - Dengan harga tiket pesawat yang murah, frekuensi penerbangan yang tinggi, dan destinasi tujuan yang beragam membuat Lion Air menjadi maskapai penerbangan favorit bagi para pelancong, meskipun catatan keselamatan maskapai penerbangan tersebut sangat rendah.

Dan bahkan setelah salah satu pesawatnya jatuh ke Laut Jawa pada hari Senin, menewaskan 189 orang di dalamnya, para pelancong terus bertahan memilih terbang dengan Lion Air. Luthfinnisa Sony Putri, yang kini tinggal di Yogyakarta, mengatakan akan tetap dengan rencananya untuk memesan penerbangan Lion Air untuk liburan Idul Fitri ke Kabupaten Solok Selatan di Sumatera Barat.

Dia mengatakan Lion Air adalah satu-satunya maskapai penerbangan yang menawarkan penerbangan langsung dari Yogyakarta ke Sumatra Barat.

"Penerbangan langsung membuat saya terbebas dari masalah, Anda tidak perlu membuang-buang waktu selama transit dan biayanya lebih murah," kata Luthfinnisa, yang memesan penerbangannya untuknya, suami dan bayi laki-lakinya pada Juni tahun depan.

Berdasarkan platform pemesanan perjalanan online Traveloka, perjalanan dari Bandara Adisutjipto di Yogyakarta ke Bandara Internasional Minangkabau di Padang, Sumatera Barat memakan waktu 1 jam dan 55 menit dengan penerbangan langsung Lion Air dengan harga tiket Rp 800.000 (USD 52,59).

Dengan penerbangan non-langsung, itu bisa membawa para pelancong hingga 14 jam hanya untuk tiba di Padang dari Yogyakarta dengan harga tiket mulai dari Rp 2,3 juta per orang.

Kecelakaan hari Senin juga tidak menghalangi Sakinah Utami terbang menggunakan Lion Air. Sakinah, yang telah memesan penerbangan Lion Air dari Batam ke Jakarta, memutuskan untuk tetap menggunakan tiket tersebut untuk perjalanan singkat pada bulan Desember.

Meskipun dia takut terbang, Sakinah mengatakan harga yang murah memotivasinya untuk tetap memesan.

“Saya merasa takut setelah mengetahui insiden itu. Saya menggunakan Traveloka untuk menemukan penerbangan lain, tetapi sayangnya harga tiket telah naik secara signifikan mengingat bahwa perjalanan saya akan dilakukan pada bulan Desember, ”kata Sakinah.

Senin pagi, penerbangan Lion Air JT610 jatuh ke Laut Jawa sebelah utara Karawang, Jawa Barat setelah mengudara hanya selama 13 menit, menewaskan semua penumpang dan awak kapal. Pesawat yang digunakan dalam penerbangan, merek Boeing 737 MAX 8, dilaporkan memiliki masalah teknis pada penerbangan sebelumnya, tetapi mengaku telah diselesaikan sesuai prosedur,

Kecelakaan itu adalah yang insiden terbaru dalam serangkaian kecelakaan yang melanda maskapai dengan biaya rendah di Indonesia. Sebelumnya, antara tahun 2002 dan 2018, Lion Air telah mengalami 15 insiden serius, beberapa diantaranya berakibat fatal dan yang lainnya mengakibatkan cedera.

Tahun lalu, salah satu jet Boeing milik Lion harus mendarat di bandara Kualanamu di Sumatra Utara, meskipun tidak ada yang terluka.

Pada tahun 2013, 108 penumpang dan awak selamat ketika pesawat Lion Air kehilangan landasan di Bandara Internasional Ngurah Rai di Bali, mendarat di laut dan pesawat terbagi dua.
Pada bulan Mei 2016, dua pesawat Lion Air bertabrakan di bandara Soekarno-Hatta, sementara sebulan sebelumnya sebuah pesawat yang dioperasikan oleh Batik Air - bagian dari Lion Group - menghantam pesawat TransNusa.
Pada tahun 2004, 24 orang tewas ketika sebuah penerbangan Lion Air dari Jakarta tergelincir dari landasan pacu yang licin akibat hujan saat mendarat di Surakarta, Jawa Tengah.

Dalam sebuah wawancara dengan harian Kompas pada tahun 2015, pendiri Lion Air, Rusdi Kirana, yang sekarang merupakan Duta Besar Indonesia untuk Malaysia mengatakan "maskapai saya adalah yang terburuk di dunia, tetapi Anda tidak punya pilihan".

Setelah jatuhnya pesawat Lion Air JT 610, Menteri Transportasi Budi Karya Sumadi memerintahkan pemecatan direktur teknik Lion Air, Muhammad Asif. Budi Karya Sumadi mengatakan penangguhan dapat membantu meningkatkan transparansi dan ketidakberpihakan dalam penyelidikan yang sedang berlangsung terhadap kecelakaan itu.

Direktorat Kelaikan dan Operasi Pesawat Udara Kementerian juga telah melakukan evaluasi dan audit khusus pada Lion Air. Temuan dari penyelidikan akan diserahkan kepada Komite Keselamatan Transportasi Nasional, yang telah melakukan penyelidikan sendiri.

“Jika kami menemukan kelalaian di pihak maskapai, kami akan menerapkan hukuman yang kuat berdasarkan peraturan yang ada,” kata Budi Karya.

 

 

 

NEWS24.CO.ID/RED/DEV

Loading...

Related Article