NEWS24.CO.ID

Techno

Facebook Hapus 8.7 Juta Konten Untuk Memerangi Eksploitasi Anak

NEWS24.CO.ID

Ilustrasi Ilustrasi
https://swastikaadvertising.com/

NEWS24.CO.ID -  Facebook bertekad untuk menjaga anak-anak tetap aman di platformnya. Raksasa media sosial yang dikembangkan oleh Mark Zuckerberg tersebut tidak akan mentoleransi perilaku atau konten apa pun yang mengeksploitasi anak-anak secara online.

“Kami mengembangkan program keselamatan dan sumber daya pendidikan dengan lebih dari 400 organisasi di seluruh dunia untuk membantu menjadikan internet tempat yang lebih aman bagi anak-anak. Selama bertahun-tahun pekerjaan kami termasuk menggunakan teknologi foto-matching untuk menghentikan orang-orang dari berbagi gambar eksploitasi anak yang dikenal, ”kata Kepala Keamanan Global di Facebook, Antigone Davis dalam sebuah pernyataan, Minggu, 28 Oktober.

Facebook telah melaporkan pelanggaran ke National Center for Missing and Exploited Children (NCMEC), dan membatasi usia anak-anak setidaknya 13 tahun untuk mengakses platform.

Selain menggunakan teknologi pencocokan foto, Facebook menggunakan kecerdasan buatan dan mesin yang secara aktif mendeteksi konten ketelanjangan anak dan eksploitasi sebelum diposkan.

"Kami menggunakan ini dan teknologi lainnya untuk lebih cepat mengidentifikasi konten ini dan melaporkannya ke NCMEC, dan juga untuk menemukan akun yang terlibat dalam interaksi yang berpotensi tidak pantas dengan anak-anak di Facebook sehingga kami dapat menghapusnya dan mencegah bahaya tambahan," tambah Davis. .

Dengan pendekatan yang komprehensif, lanjut Davis, Facebook telah menghapus 8,7 juta konten yang melanggar Standar Komunitasnya dalam waktu tiga bulan. 99 persen dari isi itu dihapus sebelum seseorang melaporkannya.

Facebook berkolaborasi dengan pakar keamanan, LSM, dan perusahaan lain untuk menghentikan dan mencegah eksploitasi anak di semua teknologi online. "Bulan depan, Facebook akan bergabung dengan Microsoft dan mitra industri lainnya untuk mulai membangun alat bagi perusahaan kecil untuk mencegah penggunaan media online anak-anak," kata Davis.

 

 

NEWS24.CO.ID/RED

Loading...

Related Article